YOKI (MENYELAM)

YOKI (MENYELAM)
KEP. SERIBU DKI JAKARTA

Selasa, 13 Maret 2012

Pulau Genteng Kepulauan Seribu


Sehubungan dengan adanya informasi mengenai dugaan terjadi pencemaran perairan di Pulau Genteng Besar Kabupaten Kepulauan Seribu yang menimbulkan kematian ikan, maka dilakukan pengawasan pencemaran perairan pada tanggal 23 Februari 2012. Adapun laporan hasil pengawasan disampaikan sebagai berikut :
1.        Pengawasan pencemaran perairan dilaksanakan di lokasi keramba jaring apung Pulau Genteng Besar Kabupaten Kepulauan Seribu Propinsi  DKI Jakarta.
2.        Pertemuan dalam rangka koordinasi dilaksanakan antara lain dengan Dinas Kelautan dan Pertanian Kabupaten Kepulauan Seribu, Pusat Riset Budidaya Ditjen Budidaya, Balai Budidaya Batam Ditjen Budidaya, Tim BalitbangKP dan masyarakat pesisir selaku pengelola budidaya keramba jaring apung di Pulau Genteng Besar Kab. Kepulauan Seribu.
3.        Lokasi budidaya keramba jaring apung pada koodinat  5°3711.1”S - 103306.7”E,  dan  5°3710.3”S - 103306.4”E  terletak di Pulau Genteng Besar Kab. Kep Seribu.  Lokasi tersebut  sangat berjauhan dengan lokasi pusat  industri perkotaan.
4.        Pada tanggal 6 Juni 2012, awal pembuatan keramba jaring apung di Pulau Genteng Besar Kab. Kep seribu  DKI Jakarta.  Pada fase antara 7 Juni 2011 s/d  22 Februari 2012 telah melakukan penebaran bibit dan mengalami kerugian akibat kematian ikan dengan jumlah sebagai berikut :
a)     Tebar bibit bandeng sebanyak ± 100.000 ekor, jumlah yang tersisa sebanyak ± 35.000 ekor dilakukan panen pada bulan Januari 2012 dan kematian ikan sebanyak ± 75.000 ekor;
b)     Tebar bibit kerapu macan sebanyak  ± 13.000 ekor, jumlah yang tersisa sebanyak ± 4.858 ekor dan kematian ikan sebanyak ± 8.142 ekor;
c)      Tanggal 28 September 2011 tebar bibit kerapu tikus sebanyak 5.000 ekor,jumlah yang tersisa sebanyak ± 452 ekor dan kematian ikan sebanyak ±  4.548 ekor;
d)     Tanggal 7 feb 2012 tebar bibit bandeng sebanyak ± 50.300 ekor, jumlah yang tersisa sebanyak ± 32.729 ekor dan kematian ikan sebanyak ±17.571 ekor;
e)     Tebar bibit bawal sebanyak 21.000 ekor, jumlah yang tersisa sebanyak ± 15.781 ekor dan kematian ikan sebanyak ± 5.219 ekor.
5.        Kematian ekstrim terjadi dalam jangka waktu antara tanggal 19 s/d 22 Februari 2012. Hal tersebut ditandai dengan pertumbuhan jelly fish dan air agak berbuih.
6.        Hasil pengamatan langsung dari Tim Pusat Riset Budidaya Ditjen Budidaya menyatakan bahwa telah terjadi mishandling (kesalahan penanganan) dalam beradaptasi, hal tersebut menyebabkan munculnya bakteri vibriocys  yang merupakan salah satu penyakit ikan disebabkan oleh bakteri yang termasuk dalam genus Vibrio. Vibriosis yang disebabkan oleh Vibrio anguillarum yang terjadi pada ikan budidaya laut dan liar dalam garam atau air payau, khususnya di perairan dangkal selama akhir musim. Vibrio anguillarum biasanya hadir dalam mikroflora usus dan makanan ikan. Suhu dan kualitas air, virulensi dari strain (ketegangan) Vibrio anguillarum dan stres pada ikan merupakan elemen penting yang mempengaruhi timbulnya wabah penyakit.
7.        Sedangkan Tim Ditjen PSDKP bersama Tim Ditjen BalitbangKP melakukan pengambilan sampel air dan ikan di Pulau Genteng Besar  untuk mengetahui penyebab kematian ikan. Hasil uji parameter yang telah diketahui dan dilakukan  yaitu Suhu, pH, Konduktivitas, Salintas dan Kebauan dengan hasil terlampir. Sedangkan untuk hasil laboratorium dari uji Sampel air dan ikan akan di laboratorium Loka Riset Pemacuan Stok Ikan (LRPSI) BalitbangKP di Purwakarta Jawa Barat. Hasil uji diperkirakan akan diperoleh pada pertengahan bulan maret 2012.


8.        Kesimpulan :

a.    Hasil pengawasan lapangan ditemukan peningkatan pertumbuhan jelly fish dan air agak berbuih.
b.    Indikasi awal yang diamati secara langsung adanya unsur bakteri vibriocys yang mengandung Vibrio anguillarum yang biasanya hadir dalam mikroflora usus dan makanan ikan. Suhu dan kualitas air, virulensi dari strain Vibrio anguillarum dan stres pada ikan merupakan elemen penting yang mempengaruhi timbulnya wabah penyakit. Untuk kepastian penyebab kematian ikan menunggu hasil uji laboratorium.
9.        Saran:
a.       Perlu dilakukan penyuluhan budidaya perikanan oleh Penyuluh perikanan kepada pengelola keramba jaring apung agar melaksanakan pembudidayaan  yang benar.
b.      Pemda Kab. Kepulauan Seribu seyogyanya melakukan pengawasan terpadu atas pelaksanaan budidaya keramba jaring apung sehingga dapat meningkatkan taraf hidup masyakat pesisir.


2 komentar:

  1. Apakah jelly fish yang semakin banyak tipe yg beracun? Apa yg menyebabkan air untuk berbuih?
    Trims :-)

    BalasHapus
  2. Hai pak..sy tertarik dengan bandeng yg dibudidaya di laut..

    Kiranya bapak ada contat person di pulau genteng besar yang bs sy hubungi?

    Atas perhatiannya sy ucapakan trima kasih dan sukses selalu pak

    BalasHapus